Header Ads

Dayah Ramadan Berbasis Virtual saat Pandemi Covid-19


Oleh: Jon Darmawan, S.Pd., M.Pd.


Ramadan 1441 H pada tahun 2020 Masehi ini sangat berbeda dengan Ramadan sebelumnya. Pandemi Coronavirus disease 2019 (Covid-19) menjadi pembeda utama. Covid-19 yang melanda dunia telah melumpuhkan hampir semua lini kehidupan. Mulai dari ekonomi, industri, budaya, bahkan sampai dunia pendidikan.
Dunia pendidikan merasakan dampak yang sangat dahsyat akibat pandemi Covid-19. Tidak ada lagi belajar di rumah sekolah secara tatap muka. Semua harus mematuhi protokol pencegahan Covid-19 yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Dengan kata lain siswa harus belajar di rumah dan guru harus mengajar dari rumah.
Melaksanakan proses pembelajaran dari rumah sangat tidak siap dihadapi oleh sebagian besar guru di Indonesia. Hanya sebagian guru yang selama ini aktif mengembangkan kompetensi terutama dalam berliterasi produktif berbasis information of technology (IT) yang tidak terkejut dengan kenyataan ini.
Polarisasi pendidikan yang berinterferensi dengan kemajuan teknologi sudah saatnya terjadi. Namun, masih banyak yang merasa alergi atau seolah menakuti integrasi teknologi dalam pendidikan. Akibatnya banyak yang kalang kabut saat belajar dari rumah (BDR) diberlakukan.
Bagi guru alumni Virtual Coordinator Training (VCT) atau yang menekuni integrasi IT dalam pendidikan, maka BDR bukan sesuatu yang perlu ditakuti atau dihindari. BDR merupakan makanan sehari-hari saat VCT berlangsung. Oleh karena itu bagi alumni VCT, BDR sudah biasa dilakukan. Teknologi sudah menyediakan fasilitas yang dibutuhkan untuk melaksanakan BDR.
Organisasi profesi Ikatan Guru Indonesia (IGI) misalnya memiliki kegiatan virtual training atau webinar atau sejenisnya setiap malam jika mau diikuti. Maka tidak mengherankan jika guru anggota IGI sangat siap menghadapi era BDR ini. Melakukan pembelajaran tatap muka secara jarak jauh melalui virtual room sudah sangat sering dilaksanakan.
Ketika mendapat tugas keluar kota misalnya, beberapa guru anggota IGI tetap melakukan pembelajaran tatap muka melalui virtual room. Salah satu aplikasi meeting yang sering digunakan adalah Webex. Belakangan bermunculan banyak sekali aplikasi sejenis yang dapat dimanfaatkan secara gratis. Seharusnya dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin agar pembelajaran tatap muka tetap berlangsung.
Sudah lazimnya setiap bulan suci Ramadan, sekolah di Aceh melaksanakan kegiatan pesantren Ramadan atau Dayah Ramadan.  Tidak terkecuali tahun 2020 yang sedang menghadapi pandemi Covid-19. Kegiatan Dayah Ramadan tetap harus dilaksanakan.
Dinas Pendidikan Aceh meminta kepada SMA/SMK/SLB untuk melaksanakan kegiatan BDR bulan Ramadan. Kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan mematuhi protokol pencegahan Covid-19 dimana tidak dibenarkan terjadi pengumpulan siswa di sekolah.
Berbagai cara dilakukan oleh sekolah untuk berlangsungnya BDR bulan Ramadan. Misalnya SMAN 7 Lhokseumawe yang menggelar Dayah Ramadan berbasis Virtual. Program ini baru pertama kali dilaksanakan secara virtual di SMAN 7 Lhokseumawe.
Dayah Ramadan berbasis virtual merupakan program belajar dari rumah yang dilaksanakan oleh SMAN 7 Lhokseumawe menggunakan virtual room. Kegiatan ini fokus pada penguatan karakter siswa dan memperdalam pengetahuan Agama Islam siswa. Setiap siswa harus mengikuti kegiatan ini dari rumah masing-masing.
Adapun virtual room yang digunakan adalah Webex meetings yang dapat diakses secara gratis. Room ini mampu menampung hingga 100 participant dengan durasi waktu yang dapat diatur oleh host. Umumnya SMAN 7 Lhokseumawe mengatur hingga 5 jam untuk sekali pertemuan, meskipun waktu normal yang digunakan sekitar 120 menit.
Sebelumnya panitia sudah meminta setiap siswa untuk memasang aplikasi webex meetings pada gadget maupun laptop yang digunakan siswa. Hal ini untuk memastikan kegiatan dapat berlangsung dengan sukses. Siswa SMAN 7 Lhokseumawe sebenarnya sudah biasa menggunakan aplikasi webex meetings. Hal ini tidak terlepas dari beberapa guru yang sering menggunakan pembelajaran berbasis virtual menggunakan webex meetings. Oleh karena itu maka penggunaan aplikasi ini sudah tidak menjadi masalah lagi bagi siswa.
Setiap pertemuan siswa akan mendengarkan paparan materi yang disampaikan oleh ustadz sesuai kompetensinya. Pihak SMAN 7 Lhokseumawe menyediakan komputer yang dapat digunakan ustadz untuk menyampaikan materi melalui virtual room. Ustadz dapat melakukan dari rumah atau mendatangi sekolah. Dalam hal ini para pemateri memilih untuk datang ke SMAN 7 Lhokseumawe.
Panitia sudah menyediakan komputer lengkap dengan earphone guna memastikan pelaksanaan Dayah Ramadan berbasis virtual berlangsung dengan sukses. Ketika ustadz menyampaikan materi, host bertugas untuk mengatur kegiatan agar berlangsung tertib. Misalnya mematikan mic yang berpotensi mengganggu penyampaian materi.
Siswa sangat antusias mengikuti kegiatan Dayah Ramadan berbasis virtual ini. Terbukti dari banyaknya siswa yang bergabung dalam virtual room. Selama kegiatan berlangsung, siswa dapat bertanya kepada pemateri terkait topik yang disampaikan. Bahkan kegiatan Dayah Ramadan berbasis virtual berlangsung dalam waktu yang melebihi dari jadwal yang sudah ditentukan.
Antusiasme siswa mengikuti Dayah Ramadan berbasis virtual ternyata juga diikuti oleh beberapa orang tua siswa. Tanpa sungkan para orang tua turut bertanya kepada pemateri terkait materi yang belum jelas atau pengalaman sehari-hari yang belum ditemukan solusinya.
Dayah Ramadan berbasis virtual di SMAN 7 Lhokseumawe berlangsung dengan sukses. Namun, pemadaman listrik tanpa pemberitahuan menyebabkan terganggunya penyampaian materi dan diskusi secara virtual.
Guna memastikan kegiatan Dayah Ramadan berbasis virtual berlangsung sukses, pihak SMAN 7 Lhokseumawe membagikan paket data internet kepada siswa dan guru. Paket data secara simbolis diserahkan secara langsung oleh Kepala SMAN 7 Lhokseumawe, Drs Mukhtaruddin MPd kepada perwakilan siswa dan guru.
Mukhtaruddin mengatakan bahwa pembagian paket data tersebut menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sesuai dengan petunjuk teknis BOS Nomor 19 tahun 2020 Pasal 9A dimana dana BOS dapat digunakan untuk pembelian pulsa, paket data, dan/atau layanan pendidikan daring berbayar bagi pendidik dan/atau peserta didik dalam rangka pelaksanaan pembelajaran dari rumah.
Selain penyampaian materi secara virtual oleh ustadz selaku pemateri, peserta Dayah Ramadan berbasis virtual diberikan tugas yang harus diselesaikan. Para koordinator setiap kelas melakukan pendampingan secara virtual. Hal ini dilakukan guna memastikan siswa menyelesaikan tugas dengan baik. Jika siswa menemukan kendala dalam menyelesaikan tugas, maka guru yang menjadi koordinator kelas akan membimbing secara virtual pula. Semoga kegiatan Dayah Ramadan berbasis virtual ini dapat menambah semangat siswa dan guru di tengah pandemi Covid-19.[]
Penulis adalah guru SMAN 7 Lhokseumawe dan Ketua IGI Kota Lhokseumawe
Editor : Ihan Nurdin
Source: acehtrend.com

Tidak ada komentar